Cirebon - Ketua Persatuan Wartawan Nasrani Provinsi Jabar Kefas Hervin Devananda yang biasa di sapa dengan Romo Kefas melakukan safari kegiatan silaturahmi dengan sejumlah tokoh masyarakat Cirebon, diantara tokoh yang disambangi nya adalah Pangeran Patih Amaludin Patih Keraton Kanoman Cirebon dan Raden Hamzaiya S. Hum pegiat Sejarah Cirebon.
Pertemuan yang dilakukan di keraton Kanoman ini berjalan dengan khidmat dan penuh dengan nilai toleransi dan disambut langsung oleh Pangeran Patih Amaludin selaku Patih Keraton Kanoman Cirebon. Jumat ( 24/02/23).
"Iya, beberapa waktu lalu terjadi pertemuan antara ketua Persatuan Wartawan Nasrani Provinsi Jabar dengan pangeran patih Amaludin dan saya di keraton Kanoman, pertemuan tersebut tentu saja adalah sebagai upaya pembentukan karakter nilai kerukunan toleransi umat beragama di kota wali ujar" Raden Hamzaiya.
Raden Hamzaiya menjelaskan Caruban nagari sebutan lain daripada Cirebon, yang bermakna campuran, dimana nagari Cirebon dahulu nya sudah dihuni oleh banyak suku-agama.
" kita masih bisa melihat klenteng-klenteng kuno yang hingga saat ini berdiri di Cirebon sudah cukup membuktikan bahwa Cirebon ini sudah mengutamakan nilai kerukunan beragama walaupun dalam upaya misi islamisasi di tanah jawa", katanya.
Romo Kefas berpendapat bahwa pertemuan yang di pengaruhi suasana kebathinan yang luar biasa Indah dan penuh ke akraban ini, ternyata keagungan cirebon menyimpan berbagai macam perististiwa Besar dalam menjalin sebuah hubungan Toleransi Antar umat beragama.
Baca juga:
Pergilah Anakku, Busur T’lah Dilepas
|
Lebih lanjut Menurut Pria yang juga aktif sebagai Penggiat Budaya ini menuturkan bahwa dibuktikan dengan bangunan - bangunan disekitar keraton yang menurut Kanjeng Gusti Pangeran Patih Amaludin Patih Keraton Kanoman Cirebon dan Raden Hamzaiya S. Hum terdapat klenteng - klenteng yang sudah terbangun sejak dulu, dan keraton kanoman sendiri berdiri di area lokasi pemukiman warga tionghoa yang biasa dikenal dengan china Town ata pecinan, ini artinya hubungan antar umat di cirebon sudah terjadi dan terjalin beratus - ratus tahun lalu.
" oleh karena itu apa yang di tinggalkan oleh para leluhur Nusantara baik di cirebon maupun di nusantara ini sebagai generasi bangsa harus mengetahui dan wajib melestarikan warisan yang adiluhung ini, bahwa di nusantara ini memiliki karakter silaturahmi yang luar biasa dalam membangun hubungan antar umat beragama", pungkas Kefas. ***