KAB. CIREBON - Peran media dan kemampuan mendistribusikan informasi secara masif dan akurat sangat penting di dalam mencerdaskan masyarakat, termasuk dalam mempublikasikan informasi inflasi daerah.
Terkait hal itu, Bank Indonesia Cirebon, melakukan diskusi publik tentang meningkatkan peran media sebagai sarana komunikasi efektif dalam pengendalian inflasi yang berlangsung di Hotel Aphita Jl. Tuparev Kabupaten Cirebon. Sabtu (8/4/2023).
Diskusi tersebut di hadiri Kepala KPW Bank Indonesia Cirebon Hestu Wibowo, CEO Radar Cirebon Yanto S Utomo, anggota DPR RI Komisi XI DPR RI H. Satori, 100 Jurnalis dengan moderator Kalil Sadewo.
Dalam kegiatan yang berlangsung, Bank indonesia membuka diskusi publik meningkatkan peran media sebagai sarana komunikasi efektif pengendalian inflasi daerah. Bank Indonesia mengajak seluruh jurnalis dari berbagai media cetak elektronik dan Online di Cirebon, untuk berdiskusi menjaga stabilitas harga.
“Peran media sangat penting dalam mempublikasikan sebuah berita secara efektif dan aktual di masyarakat luas bahkan ke dunia Maya atau medsos, ” tegas Hestu Wibowo.
Menurutnya, kemajuan teknologi tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Berbagai informasi yang terjadi di berbagai belahan dunia, salah satunya berita terkini, dapat diakses dengan mudah melalui telepon pintar.
Untuk itu, kata Hestu peran media dan kemampuan mendistribusikan informasi secara masif dan akurat sangat penting di dalam mencerdaskan masyarakat, termasuk dalam mendiseminasikan informasi mengenai inflasi daerah berbagai kebutuhan masyarakat di saat ini.
“Kita harapkan media cetak, elektronik dan medsos. Selain sebagai wahana informasi dan hiburan juga sebagai media edukasi serta mencerdaskan masyarakat, ” ucap Hestu.
Oleh karena itu, lanjut Kepala KPW Bank Indonesia Cirebon, ada empat strategi dalam menjaga inflasi. Diantaranya komunikasi efektif yang melibatkan peranan media sebagai penyampai informasi.
Dan, inflasi di Cirebon sejak 2022 lalu termasuk yang paling rendah se-Jawa Barat. Bahkan secara nasional Cirebon juga termasuk kedalam daerah dengan inflasi rendah, karena mampu menekan kestabilan harga, ketersediaan pasokan, serta distribusi yang baik.
Baca juga:
Ribuan Masyarakat Antusias Ikut Jalan Sehat
|
Sedangkan CEO Yanto S Utomo menyampaikan, media saat ini menjadi pabrik konten selain berita. Menjelma sebagai pabrik konten, memungkinkan media melihat seluruh elemen yang memberikan pengaruh terhadap inflasi melalui pemberitaan dan penyampaian informasi ke publik baik di media cetak elektronik online dan medsos.
”Sebuah berita dalam penyampaian informasi yang tepat dan benar kepada masyarakat menjadi penting sebagai salah satu faktor dalam pengendalian inflasi, ” tandasnya.
Hal senada di katakan anggota DPR RI Komisi XI DPR RI H. Satori, bahwa aspek pemberitaan itu menjadi penting, karena dapat mempengaruhi ekspektasi masyarakat terhadap kenaikan harga.
“Misalnya, apabila media media memberitakan stok bahan pangan kurang, padahal sebenarnya cukup. Maka sangat berpotensi mendorong meningkatnya konsumen belanja masyarakat untuk mengamankan stok, dan akhirnya para pedagang berpotensi menaikan harga melambung, ” ujarnya.
“Jadi, jelas H. Satori peran media sangat penting dalam menjaga ekspektasi masyarakat khususnya dalam perilaku berkonsumsi.
Oleh sebab itu, dengan Diskusi Publik ini di laksanakan sebagai salah satu bagian dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), Bank Indonesia dan anggota DPR RI berharap media bisa memberikan informasi yang sesuai agar tidak menimbulkan spekulasi masyarakat. Pungkasnya.
To/As